Kamis, 18 Desember 2014

bisnis plan ,teh poci jawa



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rosul kita Muhammad SAW.
Masa depan suatu Negara berada ditangan pemudanya, demikian sabda Rosulloh SAW, karena generasi muda adalah generasi harapan bangsa yang kelak akan meneruskan estafeta kepemimpinan dalam kehidupan masyarakat. Sejarah telah membuktikan ditangn pemudalah maju mundurnya suatu bangsa. Peran generasi muda sangat menentukan dalam hidup bermasyarakat khususnya bangsa Indonesia.
Oleh karena itu penulis bermaksud membuat suatu usaha kecil yang insya allah berguna bagi masyarakat sekitar. Selain itu untuk mempermudah dalam mempresentasikan proposal kewirausahaan dalam mengikuti pelajaran Manajemen Operasional Produksi.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal kewirausahaan ini. Penulis berharap semoga hasil ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.

Rabu, 17 Desember 2014

etika bisnis islam ,etika produksi



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Produksi
Dalam literatur ekonomi Islam berbahasa arab produksi adalah “Intaj” dari kata Nataja   .Dr. Muhammad Rawwas Qalahji juga memberikan padangan kata “produksi” dalam bahasa Arab dengan kata “Al-Intaj” yang secara harfiyah dimaknai dengan Ijadu Sil’atin “mewujudkan atau mengadakan sesuatu” atau “khidmatu mu’ayyanatin Bi Istikhdami Muzayyajin Min ‘Anashir Al-Intaj Dhamina Itharu Zamanin Muhaddadin“ pelayanan jasa yang jelas dengan menuntut adanya bantuan penggabungan unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang terbatas”.
“Taqiyuddin An-Nabhani”, dalam mengantarkan pemahaman tentang ‘produksi’, ia lebih suka memakai kata  istishna’ untuk mengartikan ‘produksi’ dalam bahasa Arab. An-Nabhani dalam bukunya ‘An-Nidzam Al-Iqtishadi Fi Al-Islam” memahami produksi itu sebagai sesuatu yang mubah dan jelas berdasarkan As-Sunnah.  Sebab, Rasulullah SAW pernah membuat cincin. Diriwayatkan dari Anas yang mengatakan Nabi SAW telah membuat cincin.” HR. Imam Bukhari. Dari Ibnu Mas’ud: “Bahwa Nabi SAW telah membuat cincin yang terbuat dari emas.” HR. Imam Bukhari. Beliau juga pernah membuat mimbar.
Dari Sahal berkata: “Rasulullah SAW telah mengutus kepada seorang wanita, kata beliau. Perintahkan anakmu si tukang kayu itu untuk membuatkan sandaran tempat dudukku, sehingga aku bisa duduk di atasnya.” HR. Imam Bukhari.  
Pada masa Rasulullah, orang-orang biasa memproduksi barang. Dan beliau pun mendiamkan aktifitas mereka. Sehingga diamnya beliau menunjukkan adanya pengakuan “taqrir” beliau terhadap aktifitas berproduksi mereka . Status taqrir dan perbuatan Rasul itu sama dengan sabda beliau, artinya sama merupakan dalil syara’ .Sumber-sumber daya alam yang diciptakan allah sangat penting . Dalam sistem ekonomi islam kata produksi merupakan salah satu kunci terpenting. Pentingnya melakukan produksi adalah sebagai berikut: 

1.        karena produksi menentukan kemakmuran suatu bangsa dan taraf hidup manusia Al-Qur’an telah meletakkan landasan yang jelas tentang produksi. Salah satu diantaranya adalah diperintahkannya bekerja keras dalam mencari kehidupan agar tidak mengalami kegagalan atau tertinggal dalam berjuag demi kelangsungan hidupnya. 
2.        Allah telah menganugerahkan alam semesta untuk kesejahteraan manusia. Sebagai khalifah di Bumi Manusia diberikan kebebasan dalam mengelola kekayaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk memperbaiki keadaan ekonomi individu dan masyarakat manusia, dalam mengelola kekayaan telah diberikan batasan yang jelas dalam nilai-nilai ajaran Islam  .Sistem ekonomi islam menyediakan beberapa landasan teoritis sebagai berikut:
a)    Keadilan ekonomi “Al-‘Adalah Al-Iqtisadiyah”.
b)    Jaminan sosial "At-Takaful Ijtima
c)    pemanfaatan sumber-sumber daya ekonomi produktif secara efisien
d)   Prinsip-Prinsip Produksi

B.       Kegiatan Produksi dalam Islam
Pada prinsipnya kegiatan produksi terkait seluruhnya dengan syariat Islam, dimana seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujuan dari konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim dilakukan untuk mencari ”falah” kebahagiaan demikian pula produksi dilakukan untuk menyediakan barang dan jasa guna falah  tersebut. Di bawah ini ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses produksi yang dikemukakan oleh Muhammad Al-Mubarak dalam kitabnya ”Nizam Al-Islami Al-Iqtisadi:  “Mabadi Wa Qawa’id ‘Ammah” dan beberapa implikasi mendasar  bagi kegiatan produksi dan perekonomian secara keseluruhan, antara lain:
1.      Seluruh kegiatan produksi  terikat pada tataran nilai moral dan teknikal yang Islami.

etika bisnis islam ,etika produksi



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Produksi
Dalam literatur ekonomi Islam berbahasa arab produksi adalah “Intaj” dari kata Nataja   .Dr. Muhammad Rawwas Qalahji juga memberikan padangan kata “produksi” dalam bahasa Arab dengan kata “Al-Intaj” yang secara harfiyah dimaknai dengan Ijadu Sil’atin “mewujudkan atau mengadakan sesuatu” atau “khidmatu mu’ayyanatin Bi Istikhdami Muzayyajin Min ‘Anashir Al-Intaj Dhamina Itharu Zamanin Muhaddadin“ pelayanan jasa yang jelas dengan menuntut adanya bantuan penggabungan unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang terbatas”.
“Taqiyuddin An-Nabhani”, dalam mengantarkan pemahaman tentang ‘produksi’, ia lebih suka memakai kata  istishna’ untuk mengartikan ‘produksi’ dalam bahasa Arab. An-Nabhani dalam bukunya ‘An-Nidzam Al-Iqtishadi Fi Al-Islam” memahami produksi itu sebagai sesuatu yang mubah dan jelas berdasarkan As-Sunnah.  Sebab, Rasulullah SAW pernah membuat cincin. Diriwayatkan dari Anas yang mengatakan Nabi SAW telah membuat cincin.” HR. Imam Bukhari. Dari Ibnu Mas’ud: “Bahwa Nabi SAW telah membuat cincin yang terbuat dari emas.” HR. Imam Bukhari. Beliau juga pernah membuat mimbar.
Dari Sahal berkata: “Rasulullah SAW telah mengutus kepada seorang wanita, kata beliau. Perintahkan anakmu si tukang kayu itu untuk membuatkan sandaran tempat dudukku, sehingga aku bisa duduk di atasnya.” HR. Imam Bukhari.  
Pada masa Rasulullah, orang-orang biasa memproduksi barang. Dan beliau pun mendiamkan aktifitas mereka. Sehingga diamnya beliau menunjukkan adanya pengakuan “taqrir” beliau terhadap aktifitas berproduksi mereka . Status taqrir dan perbuatan Rasul itu sama dengan sabda beliau, artinya sama merupakan dalil syara’ .Sumber-sumber daya alam yang diciptakan allah sangat penting . Dalam sistem ekonomi islam kata produksi merupakan salah satu kunci terpenting. Pentingnya melakukan produksi adalah sebagai berikut: 

1.        karena produksi menentukan kemakmuran suatu bangsa dan taraf hidup manusia Al-Qur’an telah meletakkan landasan yang jelas tentang produksi. Salah satu diantaranya adalah diperintahkannya bekerja keras dalam mencari kehidupan agar tidak mengalami kegagalan atau tertinggal dalam berjuag demi kelangsungan hidupnya. 
2.        Allah telah menganugerahkan alam semesta untuk kesejahteraan manusia. Sebagai khalifah di Bumi Manusia diberikan kebebasan dalam mengelola kekayaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk memperbaiki keadaan ekonomi individu dan masyarakat manusia, dalam mengelola kekayaan telah diberikan batasan yang jelas dalam nilai-nilai ajaran Islam  .Sistem ekonomi islam menyediakan beberapa landasan teoritis sebagai berikut:
a)    Keadilan ekonomi “Al-‘Adalah Al-Iqtisadiyah”.
b)    Jaminan sosial "At-Takaful Ijtima
c)    pemanfaatan sumber-sumber daya ekonomi produktif secara efisien
d)   Prinsip-Prinsip Produksi

B.       Kegiatan Produksi dalam Islam
Pada prinsipnya kegiatan produksi terkait seluruhnya dengan syariat Islam, dimana seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujuan dari konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim dilakukan untuk mencari ”falah” kebahagiaan demikian pula produksi dilakukan untuk menyediakan barang dan jasa guna falah  tersebut. Di bawah ini ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses produksi yang dikemukakan oleh Muhammad Al-Mubarak dalam kitabnya ”Nizam Al-Islami Al-Iqtisadi:  “Mabadi Wa Qawa’id ‘Ammah” dan beberapa implikasi mendasar  bagi kegiatan produksi dan perekonomian secara keseluruhan, antara lain:
1.      Seluruh kegiatan produksi  terikat pada tataran nilai moral dan teknikal yang Islami.

menciptakan usaha dan usaha baru



BAB II
MENCIPTAKAN  USAHA DAN USAHA BARU

A.    Menciptakan usaha

1.      Berani modal awal seorang entrepreneur
a)      Berani mimpi
Entrepreneur itu memang harus berani bermimpi,meskipun dalam masa kisis ekonomi,jangan takut bermimpi.yakinlah,visi atau mimpi itu sama dengan cetak biru (blue print)dari realita.artinya Sesutu yang bisa kita wujudkan.
Entrepreneur yang memiliki visi atau mimpi,maka akan lebih dapat menciptakan kekuatan positif dalam pikirannya.sehingga nantinya akan lebih mampu meningkatkan kemampuan kerja dan kualitas hidupnya.
“hati-hatilah dengan angan anganmu,karena angan –anganmu itu akan menjadi kenyataan”
Entrepreneur harus mempunyai” obor” artinya harus dapat menerangi sekelilingnya.entre preneur dan visi besar adalah obor dari para bawahannya.entrepreneur dengan visi besar akan dapat menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan penuh inovasi.
Entrepreneur itu sosok yang”akrab dengan mimpi”apalagi bermimpi itu gratis.tetapi,masalahnya belum tentu semua orang punya keberanian bermimpi.sehingga tidak berlebihan kalau untuk beermimpi pun ,membutuhkan sebuah keberanian.
b)      Berani mencoba
Andai kita berani mencoba,dan kita lebih tekun dan ulet,maka pasti kegagalan tak pernah ada.bisnis modern akan berhenti berputar kalau sikap berani mencoba itu lenyap memang banyak orang yang gagal dalam usahannya,putus asa tanpa berani mencoba lagi .ini bukan –bukan saja merugikan aspek materi atau finansial saja,tapi juga aspek psikologis.karena itu,skalipun krisis,tetaplah menjdi entrepreneur dengan semangat kewirausahaan tingggi.
Sesungguhnya tidak ada yang gagal dalam bisnis,yang ada karena mereka berhenti mencoba,lebih tekun dan ulet,kegagalan takan pernah ada.
Beranilah mencoba .sebab,tidak satu pun di dunia ini,termasuk di dalam dunia entrepreneur yang dapat menggantikan keberaniaan mencoba dengan bakat bisnis.
Sebagus apapun bakat seseorang tidak akan sukses tanpa mulai mencoba.kejeniusan seseorang, bukanlah menjadi tolak ukur untuk sukses,kejeniusan terpendam sama saja dengan omong kosong.
Pendidikan terbaik?juga bukan jaminan,dunia ini sudah banyak di jumpai pengangguran berijazah sarjana,dan ternyata sekali lagi,keberanian mencoba dan mencoba itulah penentu kesuksesan bisnis kita.
c)      Berani merantau(keluar dari zona nyaman)
Keberanian merantau, membangun percaya diri dan kemandirian.
Banyak entrepreneur yang sukses karena ia merantau, orang tegal sukses di Jakarta dengan waartegnya.begitu juga orang-orang padang sukses karena ia jualan di Jakarta,dan banyak juga orang –orang yang merantau dan kebanyakan menjadi sukses.mayoritas seseorang yang sulit berubah karena mereka tidak mau keluar dari zona nyaman yang saat ini sedang di rasakan.
Sinkatnya merantau itu akan membuat jiwa kita” tahan banting”kalau  usaha kita jatuh dan gagal,tidak terlalu malu,toh itu terjadi di kota lain.berusaha di kota lain mengurangi beban berat.jika ingin seorang entrepreneur yang hebat dan “tahan banting “ maka merantaulah dan keluarlah andaa dari zona kenyamanan anda sekarang demi meraih kesuksesan di masa mendatang.